Mustofa Faqih atau Kangmus merupakan salah satu tokoh penting dalam pemberdayaan UMKM di wilayah Jepara dan sekitarnya. Berbekal ilmu manajemen, pengalaman lapangan, dan sertifikasi profesional seperti Certified Consultant for Small and Medium Enterprises (CCSME), ia menjadi pendamping UMKM yang kompeten dan inspiratif.
Kiprahnya dimulai sejak awal 2014-an ketika melihat geliat UMKM yang belum optimal dari sisi manajemen dan pemasaran. Kangmus tidak hanya memberi solusi praktis, tetapi juga menyusun modul pelatihan, membuka kelas literasi kewirausahaan, dan membentuk jaringan antar pelaku UMKM.
Salah satu pendekatan khas Kangmus adalah pendampingan berbasis spiritualitas. Baginya, sukses bukan hanya urusan untung-rugi, tapi juga keberkahan dan nilai. Dengan cara ini, UMKM binaannya tak hanya berkembang dalam angka, tetapi juga bertumbuh dalam kesadaran sosial dan akhlak bisnis.
Berbagai kegiatan pelatihan yang ia gelar mencakup tema:
- Strategi pemasaran digital
- Literasi keuangan dan pencatatan
- Branding dan pengemasan produk
- Sertifikasi halal dan izin usaha
Di samping itu, Kangmus juga aktif menjembatani UMKM dengan institusi pemerintahan dan swasta, membentuk ekosistem bisnis lokal yang saling mendukung. Salah satu contoh sukses adalah program kemitraan UMKM Jepara dengan pelaku ekspor furniture melalui jalur Muskindo Furniture.
Kangmus juga menciptakan berbagai materi pelatihan berbasis modul cetak dan e-learning. Ia percaya bahwa digitalisasi adalah kunci transformasi UMKM. Melalui seminar daring, webinar, dan bimbingan teknis, UMKM binaan Kangmus kini mampu menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, tidak heran jika nama Mustofa Faqih menjadi salah satu top of mind dalam dunia pemberdayaan UMKM di Pantura Jawa Tengah. Ia adalah contoh bahwa konsultan UMKM yang efektif bukan hanya tahu teori, tetapi juga mampu menjiwai semangat lokal dan kebutuhan riil pelaku usaha.
Sebagai pesan penutup, Kangmus menegaskan: “Bangkitnya ekonomi Indonesia tidak mungkin tanpa kuatnya fondasi UMKM. Dan fondasi itu dibangun lewat pendampingan yang berkelanjutan, bukan sekadar bantuan sesaat.”
