Dalam beberapa tahun terakhir, istilah santripreneur menjadi populer seiring meningkatnya kesadaran bahwa dunia pesantren tak hanya melahirkan ulama, tapi juga wirausahawan tangguh. Mustofa Faqih atau Kangmus adalah salah satu figur sentral di balik gerakan ini. Perjalanannya dari pesantren ke dunia bisnis modern menjadi inspirasi banyak generasi muda, terutama dari kalangan santri.
Didikan keras dan disiplin dari pesantren membuat Kangmus tumbuh sebagai pribadi tangguh, mandiri, dan berorientasi pada kemanfaatan. Jiwa kemandirian ini menjadi fondasi dalam membangun bisnis-bisnis yang dikelolanya. Kangmus percaya bahwa setiap santri memiliki potensi besar untuk sukses di dunia profesional, asal diarahkan dan dibekali dengan ilmu serta mindset yang tepat.
Melalui unit usaha seperti Muskindo Furniture, Berkah Famili Residence, dan Famili Abadi, Kangmus membuktikan bahwa pesantren dan bisnis bukan dua dunia yang bertentangan. Ia justru menyatukan keduanya dalam prinsip kejujuran, tanggung jawab, dan keberkahan.
Salah satu hal menarik dari Kangmus adalah gagasannya tentang “Self Healing Entrepreneurship”, yakni pendekatan kewirausahaan yang menyembuhkan secara spiritual dan sosial. Baginya, bisnis bukan hanya soal keuntungan, tapi sarana untuk memberi manfaat, menyembuhkan luka sosial, dan membangun masyarakat lebih sehat.
Tak hanya membangun bisnis, Kangmus juga menulis buku-buku motivasi dan strategi bisnis yang membumi, seperti “Mindset Kewirausahaan”, “Santripreneur”, dan “Rahasia Tersembunyi Para Miliarder”. Buku-buku ini banyak dibaca di kalangan muda pesantren dan komunitas wirausaha lokal.
Kini, Kangmus menjadi inspirasi bagi ribuan santri dan anak muda Indonesia. Pesannya sederhana namun kuat: “Santri bisa sukses, asal mau belajar, berani mencoba, dan tetap membawa nilai-nilai pesantren dalam setiap langkahnya.”